RI News – Putra dari Bacharuddin Jusuf Habibie, Ilham Habibie ternyata mendirikan sebuah kampus yang bekerjasama dengan luar negeri sejak tahun 2015 loh.
Berlokasi di Intermark Serpong, BSD City , Kota Tangerang Selatan (Tangsel), International University Liaison Indonesia (IULI) didirikan oleh 3 pendiri multi nasional, yaitu kerjasama pihak Indonesia dengan Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) atau Dinas Pertukaran Akademis Jerman.
Ilham Habibie bersama Profesor Peter Pscheid dan Profesor Peter Scharff mendirikan IULI dengan bantuan dari DAAD Jerman.
Rektor IULI, Tutun Nugraha PhD mengatakan, kampus internasional ini didirikan dalam konteks kerjasama di bawah naungan Lembaga Akademik Exchange Jerman.
“Jadi mereka mendanai pendirian Institusi pendidikan di luar negeri untuk mengekspor pendidikan Jerman ke Indonesia, sekaligus membuka akses pendidikan berkualitas tinggi di Jerman bagi siswa Indonesia ” ujarnya, ditulis Sabtu (18/5/2024).
“IULI ini didirikan melalui Join Operation kerjasama dari kampus Jerman dan Indonesia, di Jerman sebagai Koordinatornya ketika itu adalah Technical University of Ilmenau bekerjasama dengan DAAD dan pihak Indonesia mendirikan kampus IULI ini,” tambahnya.
Sejak awal berdirinya, pihak Jerman memberikan kurikulum 3 tahun di Indonesia dan setahun di Jerman guna melakukan proses pertukaran pelajar yang disertai program magang di Jerman hingga penelitian dan tesis.
Selain Jerman, Tutun mengungkapkan, pihaknya juga memiliki kerjasama dengan Taiwan untuk program bagi para mahasiswa nya.
“Jadi memang melalui aspek Internasional itu memang kami menyiapkan anak-anak ini untuk punya pengalaman, tinggal, belajar dan bekerja, juga penelitian di luar negeri, dalam hal ini di Jerman atau Taiwan,” jelasnya.
Prof Tutun menerangkan, IULI membekali mahasiswa bukan hanya dari scientific atau gelar saja, namun juga mengajari dan memberi kesempatan hidup di luar negeri dengan mengalami sendiri keberagaman budaya dan bahasanya.
“ Mahasiswa berkesempatan Bekerja dan belajar di Jerman dan Taiwan, termasuk didalamnya magang, yang minimal 4 bulan di Jerman, jadi setahun di Jerman itu untuk belajar dan penelitian di Jerman juga serta magang ,” terangnya.
Pada sejarahnya, Prof Tutun memaparkan, Ilham Habibie selaku pendiri ingin memfokuskan kepada perkuliahan teknik seperti teknik penerbangan peninggalan dari almarhum Bapak B.J Habibie.
Pada kenyataannya, peraturan di Indonesia untuk mendirikan universitas ketika itu memerlukan 10 program studi campuran dari Science, Teknologi, Engineering, and Mathematics (STEM) dan non STEM atau sosial.
“Untuk itu ada dua fakultas di kita, fakultas engineering dan fakultas Bisnis dan Ilmu sosial ,” jelasnya.
Tutun menjelaskan, keunggulan dari IULI adalah ajar proses belajar mengajar dengan menggunakan Bahasa Inggris sebagai dasar kurikulum, sehingga para mahasiswa memiliki kemampuan komunikasi Bahasa Inggris yang sangat baik.
“Itu juga pesan dari para pendiri kampus yaitu untuk internasionalisasi Dan menyiapkan generasi muda yang benar- benar siap untuk berkiprah Intenasional,” terangnya.
“Dalam arti mereka bekerja di luar negeri, begitu lulus siap bekerja di luar negeri atau membantu Indonesia menyiapkan generasi muda yang memang siap membantu Indonesia dalam menghadapi globalisasi, karena penguasaan bahasa itu penting sekali,” tambahnya.
Meski begitu, Prof Tutun mengatakan, para mahasiswa yang ingin masuk IULI tapi memiliki komunikasi Bahasa Inggris yang kurang, akan diajarkan secara personal oleh para dosen-dosen lulusan Luar Negeri.
“Kalau menurut filsafat pendidikan tugas perguruan tinggi itu mengubah orang menjadi dari tidak bisa menjadi bisa. Ada juga yang kemampuan bahasa Inggrisnya biasa, itu tidak menjadi masalah, justru selama di kampus itu kelas menggunakan Bahasa Inggris, juga ngobrol dengan sesama mahasiswa dengan dalam Bahasa Inggris, karena di IULI banyak anak mahasiswa dari luar negeri,” ucapnya.
Untuk masuk ke kampusnya pun tidak sulit, karena tes di IULI hanya menjadi tolak ukur dalam membina dan membimbing para mahasiswanya agar lulus dengan hasil yang maksimal.
“Jadi perkembangan mahasiswa itu lebih termonitor dan bisa lebih berkembang,” lanjutnya.
Prof Tutun memaparkan, ada 8 jurusan teknik dan 4 jurusan sosial yang bisa ditempuh oleh para mahasiswa di IULI.
Pertama, adalah program studi (Prodi) unggulan yaitu Teknik Penerbangan atau Aviation Technic Engineering .
“Ini agak jarang kampus swasta yang memiliki teknik penerbangan, kalau negeri sudah ada ya, kalau swasta mungkin sedikit, ini ada karena keluarganya pak Habibie,” jelasnya.
Di dalam prodi ini, Dijelaskannya, Aviation Technic memiliki 3 fokus yang bisa dipilih oleh para mahasiswa.
Pertama adalah jalur akademik yaitu ke program 3 tahun di Indonesia dan melanjutkan pendidikan ke luar negeri baik itu Jerman maupun Taiwan.
“Atau kami punya kerjasama dengan FlyBest di Batam, nanti anak-anak ini setelah 6 semester di IULI, nah semester 7-8 di FlyBest untuk mendapatkan lisensi sebagai pilot,” jelasnya.
Dipaparkan Tutun, program Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka (MBKM) di IULI merupakan magang dan penelitian S1 di FlyBest.
“Kemudian setelah lulus wisuda S1 dan mendapat lisensi sebagai pilot,” lanjutnya.
“Kita sudah ada kerjasama dengan Flybest, jadi anak-anak yang mau mengambil lisensi pilot langsung kesana ke Batam, jadi programnya itu satu, ketika mereka mengambil lisensi pilot, mereka juga sembari menyelesaikan magang dan tesis,” tambahnya.
Lanjutnya, fokus ketiga adalah menjadi flight engineering.
“Jadi kerjasama dengan mereka pihak luar , jadi anak-anak kami kalau mau mengambil fokus flight engineering itu ada kerjasamanya,” ucapnya.
Prof Tutun memaparkan, prodi kedua adanya Computer Science yang sedang booming, terlebih dengan adanya Artificial Intelligence (AI).
“Sekarang ini Computer Science memang harus ada, dan bahkan sekarang itu banyak kerjasama dengan bidang lain termasuk AI yang sedang booming,” ucapnya.
Kemudian, ada prodi Teknik Industri, Teknik Mekatronika, Teknik Mesin, dan Teknik Bio Medis.
Menurutnya, teknik bio medis merupakan perpaduan dari berbagsi bidang.
“Prodi multi disiplin jadi teknik elektro, kesehatan ilmu kedokteran, dan teknik mesin, serta computer science, jadi memang ini bidang yang baru sebagai sebuah keilmuan,” terangnya.
Lanjutnya, di Kementerian pun baru mengenal bio medis baru tahun 2015, jadi fokus dari bio medis ini merupakan pembuatan mesin-mesin medis.
“Kalau tahu Path PET CTScan, Imaging, USG, sampai bisa ke desain ranjang tempat tidur rumah sakit, alatt diagnosa, sampai stetoskop dan sebagainya itu bio medis pembuatan alat,” paparnya.
Kemudian, ada juga prodi teknik kimia dan bio teknologi, dan juga teknologi pangan.
“Kemudian yang non STEM ini Business Administration, Management, Hubungan Internasional untuk yg bercita cita menjadi jalur diplomat, kemudian program studi Hotel dan Pariwisata yang sedang booming,” ungkapnya.
Semua prodi yang telah dipaparkan, menurut Prof Tutun, telah memiliki kerjasama dan partner ke luar negeri yaitu Jerman dan Taiwan.
Menurutnya, jenjang pendidikan di IULI ini hanyalah Sarjana 1 saja, atau S1.
Meski begitu, apabila para mahasiswa ingin mendapatkan gelar magister tetap bisa melalui program 3 plus 2 dengan Taiwan.
“Kuliah di Taiwan itu masuk dalam program S1 nya, tapi kuliah yg diambil diterima dalam program S2 nya sebagai akselerasi program S2, jadi sekaligus di tahun itu jadi S2,” terangnya.
“Kita punya program 3 plus 2 di Taiwan, dapat gelar S1 dari IULI dan dapat gelar S2 dari Taiwan, bisa milih MSc atau MBA terserah pilihan mahasiswanya,” tutupnya.