RI News – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah akan mulai membangun ekosistem baterai untuk kendaraan listrik.
Ia mengatakan, saat baru dilantik menjadi Kepala BKPM, dirinya dipanggil oleh Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Hal itu diungkapkan Bahlil dalam diskusi bertajuk “Membangun Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik” di Jakarta Selatan.
“Saya dipanggil oleh Pak Menko Luhut sama Pak Presiden tentang cadangan sumber daya alam kita. Waktu itu nikel. Nikel kita ini kan terbesar di dunia. 20 persen cadangan (dunia) ada di Indonesia,,” kata Bahlil dikutip, Rabu (30 Agustus 2023).
Seminggu kemudian, Bahlil membaca artikel yang menyatakan bahwa dunia mulai beralih ke kebijakan penggunaan energi yang mendorong energi ramah lingkungan.
“Di Eropa itu tahun 2019 sudah membuat suatu perencanaan. (Pada tahun) 2027, 60-70 persen mobilnya itu sudah mobil listrik,” kata Bahlil.
“Kemudian di China. Malah lebih agresif lagi di Timur Tengah. Bahkan termasuk Asia Tenggara. Sebentar lagi akan meninggalkan (energi) fosil,” sambungnya.
Bahlil juga mengatakan ini merupakan langkah awal pemerintah untuk membangun konsistensi dan fokus dalam mendorong kebijakan hilirisasi ekosistem baterai kendaraan listrik.
“Itu kira-kira dasar berpikirnya,” katanya.
Oleh karena itu, landasan refleksi tidak bisa hanya terletak pada konteks teoritis saja.
Maka ia dan Luhut menyusun pedoman kebijakan teknis.
“Tiba lah saat 2 November 2019, itu saya menandatangai MoU pertama saya waktu jadi pemerintah, dengan Hyundai,” kata Bahlil.
“Itu tantangannya luar biasa karena ada beberapa negara lain melakukan lobi untuk itu tidak dilakukan. Tapi saya tidak menyebut negara mana yang melakukan. Tarik menariknya luar biasa sekali,,” lanjutnya.
Meski tekanan dari beberapa negara menjadi tantangan bagi Bahlil, namun ia senang saat itu Jokowi tetap mendukungnya dan berpesan agar Indonesia tidak boleh dikuasai negara lain.
Tantangan tidak hanya datang dari luar namun juga dari dalam.
“Hyundai waktu mau masuk itu minta ampun juga rumitnya. Jadi pemerintah kita ini, ya mungkin birokrasi ya saya tidak mau buka itu barang, tapi jujur saja tak seindah apa yang kita bayangkan,,” kata Bahlil.
“Tapi apa ujungnya? Itu investasi Hyundai (pabrik) di Karawang 1,6 miliar dolar AS. Waktu petama masuk itu covid, tapi itu adalah MoU harus dipertanggungjawabkan untuk diimplementasikan. Alhamdulillah 2021 selesai. Jadi kita ini sudah berpikir maju duluan,” katanya.