RI News – Kalian tahu tidak sih kalo ‘emosi’ adalah bagian dari diri manusia yang tidak bisa dipisahkan lho. Karena dalam keseharian kita sulit untuk mengontrol emosi, baik emosi positif maupun emosi negative. Emosi dimulai dengan pemicu yang dimulai pengalaman emosional dan berakhir dengan menghasilkan respon.
Psikolog UGM, Sutamirah Ampuni, S.Psi., M.Si., Mpsych., Psikolog., menyampaikan pentingnya seseorang untuk belajar mengelola atau meregulasi emosi agar bisa terekspresikan secara wajar dan sehat. Mengekspresikan emosi dengan pas tidak akan menimbulkan efek buruk bagi diri sendiri maupun orang lain.
Semakin baik seseorang bisa mengelola emosi mereka, maka sebaik seseorang itu juga diterima di lingkungan. Kemampuan seseorang dalam mengontrol emosi juga sangat mempengaruhi bagaimana cara pandang orang lain terhadap kita. Maka dari itu diperlukan kecerdasan emosional.
Kalian tahu tidak kecerdasan emosional itu apa?
Jadi, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengatur emosi, menjaga dan memilih cara dalam mengungkapkan lewat kesadaran diri, pengendalian diri, empati, motivasi dan keterampilan sosial. Meski tidak seperti kecerdasan intelektual, namun kecerdasan emosional dapat memberi perasaan empati dan peka terhadap lingkungan sekitar.
Kecerdasan emosional bukan lawan dari kecerdasan intelektual, namun kedua ini harus dikembangan secara seimbang.
Gimana sih cara mengendalikan emosi?
Ampuni mengatakan bahwa tidak semua emosi harus dilepaskan atau diekspresikan. Namun, harus selektif dalam melepas dan menahan emosi.
Beberapa cara dalam mengelola emosi :
- Memilih situasi. Kita harus memiliki self awareness tentang emosi kita sendiri. Hal apa yang membuat kita marah, kecewa, dan lainnya.
- Memodifikasi lingkungan. Saat kita merasa sendur, kita bisa menata ulang kamar atau ruangan agar kita bisa lebih bersemangat.
- Mengubah dalam diri sendiri. Salah satunya adalah dengan mengubah pikiran dalam pandangan yang berbeda.
- Mengalihkan perhatian. Misalnya seperti melihat tayangan komedi, jalan-jalan atau lainnya untuk mengalihkan emosi tersebut.
- Mengambil jarak dari emosi yang dirasakan. Misalnya ketika kita marah, kita tidak langsung untuk meluapkan atau mengekspresikan emosi tersebut,bisa berdiam sejenak sampai merasa bahwa diri sudah membaik.
Sebagai seorang manusia, kita harus bisa menjadi tuan untuk emosi kita. Kita juga harus bisa menguasai emosi dan biarkan kita dikuasai oleh emosi. (Nisa)