RI News – Sambut tahun baru 2023 dengan tantangan masalah kondisi ekonomi yang gelap dan isu resesi global. Lalu, apakah kondisi pasar terpengaruh, khususnya pasar properti di Indonesia.
Pengamat sekaligus praktisi properti, Widi Asmoro Putro berkaca di tahun 2008 yang memicu krisis ekonomi di Amerika yang berdampak pada ekonomi global. Namun pada saat itu pasar properti di tanah air mampu bertahan bahkan mencatat pertumbuhan diatas inflasi.
“Dengan melihat sejarah, saya optimis isu resesi global tidak terlalu mempengaruhi pasar properti tanah air secara signifikan tahun 2023,” ugkap Widi Asmoro Putro, Kamis (29/12/2022).
Berpengalaman selama 8 tahun sebagai business development di developer & konsultan properti, Widi optimis pertumbuhan properti diatas angka inflasi. Dirinya menjelaskan bahwa Indonesia mempunyai imun yang cukup kuat untuk menghadapi awan gelap 2023.
5 Faktor Pertumbuhan Properti di Indonesia Terhindar dari Inflasi
Alumni Perencanaan Wilayah dan Kota, UNS Solo ini juga memapartkan beberapa faktor pertumbuhan properti di Indonesia akan terhidar dari Inflasi.
“Pertama, Cukup ketatnya Pemberian kredit pemilikan rumah / apartemen dari bank umum terhadap calon debitur. Sehingga memperkecil terjadinya kredit macet atau NPL,” ungkapnya.
“Lebih lagi kondisi ini sudah teruji saat covid selama 2 tahun lalu dimana banyak pembatasan kegiatan mungkin ada debitur yang terdampak terhadap pendapatannya.Saat itu kebijakan pemerintah mengintruksikan kepada bank umum untuk memberikan program stimulus, reschedule, restruktur bahkan subsidi bunga,” imbuhnya.
Kedua, dirinya menjelaskan bahwa tidak adanya potensi housing bubble dikarenakan di pasar primary pengembang memberikan harga yang masih tergolong wajar dan kompetitif.
“Ini dapat kita lihat apabila permintaan sedang lesu, pengembang memberikan promo penawaran dengan gimmick yang menarik, sehingga tidak ada banting harga sangat jarang ditemui,” jelasnya.
Ketiga, Widi mengatakan pembangunan infrastruktur khususnya pembangunan jalan atau akses baru baik itu jalan arteri dan jalan tol yang meningkatkan.
“Mobilisasi barang dan jasa menjadi semakin mudah sehingga mendorong pertumbuhan dan permintaan properti dikawasan tersebut. Dan harga properti akan melonjak drastis setelah jalan tol baru resmi beroperasi,” katanya.
Keempat, menurutnya property masih menjadi produk yang masih sangat penting untuk dimiliki terutama dari sisi konsumen dan user.
“Dikarenakan tingginya permintaan yang diproyeksikan properti khususnya rumah tapak akan menjadi produk yang paling banyak di incar,” terangnya.
Kelima, dari sisi investor widi mengungkapkan bahwa property masih menjadi produk yang seksi untuk dimiliki.
“Tahun 2023, pasti banyak stimulus pemerintah dan penawaran menarik dari pengembang dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Sehingga Investor tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk mengembangan uangnya,” ungkapnya.
Meski, property di tahun 2023 masih berpeluang cukup potensial. Namun, Widi berharap setiap sector tidak boleh lengah harus tetap inovatif, fleksibel atas perubahan dalam menghadapi dinamika ekonomi.
Penulis: Penulis Widi Asmoro Putro, ST (Pengamat dan praktisi properti)