RI News – Ratusan pelajar di Tangerang Selatan (Tangsel) mengikuti Festival Olahraga Tradisional. Festival berlangsung selama dua hari di area lapangan Pamulang Comunity Center (PCC), Senin (12/12) hari ini, hingga Selasa (13/12) besok.
Ada lima cabang olahraga (cabor) tradisional yang dilombakan dalam festival Olahraga Tradisional tingkat Kota Tangsel itu. Koordinator pelaksana, Rahmatullah mengatakan, lima cabor tersebut antara lain, egrang, ketapel, galasin, lari balok, serta sumpitan.
Kelima cabor tersebut, menurutnya sesuai dengan fotrada tingkat Provinsi. Sebab itu, ajang ini menjadi proses seleksi untuk mewakili Tangsel ke tingkat Provinsi.
“kan setiap tahun itu ada Kotrada tingkat provinsi ya. Jadi ajang ini sekaligus sebagai seleksi juga,” kata Rahmat di PCC, Senin.
Ketua Persatuan Olahraga Tradisional Indonesia (Portina) Tangsel ini juga mengungkapkan, peserta merupakan pelajar di sekolah yang memiliki tenaga pendidik dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Event ini pun, kata Rahmat, menjadi upaya untuk mengenalkan bahwa Indonesia memiliki olahraga tradisional.
“Di tiap sekolah itu MGMP jadi kita tinggal sosialisasi lewat organisasi itu. Biasanya lewat sosialisasi dan pelatihan. Pokoknya untuk mengenalkan olahraga tradisional,” paparnya.
Senada juga diungkapkan oleh Samsu, Ketua Persatuan Ketapel Indonesia (Perkatin) Tangsel. Menurut dia, event ini menjadi ajang apresiasi untuk atlet olahraga tradisional tingkat pelajar.
“Kita apresiasi ya, Alhamdulillah Dipora ngadain event ini. Kita juga sambil mengenalkan olahraga ketapel di Kota Tangerang Selatan,” ujarnya.
Olahraga Ketapel sendiri, kata Samsu, saat ini sudah ada di tiga sekolah di Pamulang. Dengan adanya event ini, ia berharap ke depan akan banyak sekolah lain yang menjadikan Ketapel sebagai bagian dari mata pelajaran olahraga.
Ia mengatakan, olahraga ketapel bertujuan untuk melatih fokus siswa. Di samping itu, juga agar siswa terhindar dari kecanduan gadget.
“Harapan kita ya event ini digelar rutin ya. Bagus juga kan biar anak-anak kita mengenal olahraga tradisional. Ini juga upaya agar menghindakan anak-anak kita gadget,” ucapnya.