Pernahkah kamu merasa lebih sering pilek, flu, atau demam saat musim sedang tidak menentu ? Itu bukan kebetulan, lho! Ada beberapa alasan ilmiah mengapa tubuh kita jadi lebih rentan sakit saat musim pancaroba.
- Perubahan Suhu yang Ekstrem :
- Tubuh Jadi Kaget : Saat suhu udara berubah-ubah dengan cepat, tubuh kita perlu beradaptasi. Hal ini membuat sistem kekebalan tubuh menjadi sedikit kewalahan dan tidak seefektif biasanya dalam melawan serangan penyakit.
- Lingkungan yang Ideal untuk Kuman : Suhu yang tidak stabil dan kelembapan udara yang tinggi menciptakan kondisi yang sangat nyaman bagi virus dan bakteri untuk berkembang biak.
- Kurang Terpapar Sinar Matahari :
- Vitamin D Menurun : Saat musim hujan, kita cenderung lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan. Padahal, sinar matahari sangat penting untuk membantu tubuh memproduksi vitamin D. Vitamin D memiliki fungsi penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh.
- Imunitas Melemah: Kurangnya vitamin D dalam badan membuat sistem kekebalan tubuh kita menjadi lebih lemah dan mudah diserang penyakit.
- Pola Hidup yang Berubah :
- Kurang Istirahat : Perubahan cuaca yang lembab seringkali membuat kita kurang nyaman tidur sehingga tubuh lebih sering terasa mudah Lelah dan badan linu-linu. Padahal, istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh tetap fit.
- Kurang Olahraga : Cuaca yang tidak menentu membuat kita malas berolahraga. Padahal, olahraga teratur dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
- Udara Lembab Mudah Kotor :
- Polusi Udara : Saat musim hujan, kelembababan udara bercampur polusi cenderung lebih meningkatkan kepekaan saluran pernafasan. Partikel-partikel polutan ini dapat masuk ke dalam saluran pernapasan dan memicu berbagai macam gangguan kesehatan, seperti : batuk berdahak, pilek, radang tenggorokan, sesak nafas dan alergi.
- Alergi : Beberapa orang mungkin mengalami alergi terhadap serbuk sari tanaman atau jamur yang lebih banyak muncul saat musim hujan. Adanya cuaca dingin juga dapat memicu hal ini.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan ?
- Jaga kebersihan : Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah beraktivitas.
- Istirahat yang cukup : Usahakan tidur 7-8 jam setiap hari, hindari begadang.
- Konsumsi makanan bergizi : Makan teratur dengan konsumsi cukup air, buah-buahan, sayuran, dan makanan yang kaya akan vitamin dan mineral.
- Olahraga secara teratur : Lakukan olahraga ringan secara rutin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
- Konsumsi suplemen : Jika diperlukan, konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk mendapatkan suplemen yang sesuai.
- Hindari berada di tempat yang terlalu ramai : Kurangi kontak dengan orang sakit untuk mencegah penularan penyakit.
Dengan menjaga kesehatan tubuh dan menerapkan gaya hidup sehat, kita dapat mengurangi risiko mudah sakit saat musim pancaroba. Lantas, vitamin apa saja yang dibutuhkan tubuh saat musim pancaroba, agar tetap fit ?
- Vitamin C : Vitamin ini sudah tidak asing lagi sebagai “pahlawan” imunitas. Vitamin C membantu tubuh melawan infeksi, mempercepat proses penyembuhan luka, dan meningkatkan penyerapan zat besi. Sumber vitamin C alami bisa ditemukan pada jeruk, lemon, stroberi, dan buah-buahan sitrus lainnya. Dosis lazim suplemen vitamin C yang dianjurkan adalah 500 mg sekali per hari.
- Vitamin D : Meskipun sering dikaitkan dengan sinar matahari, vitamin D juga penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan. Selain sinar matahari, vitamin D bisa diperoleh dari ikan berlemak, telur, dan susu yang diperkaya vitamin D. Saat ini, suplemen vitamin D juga tersedia dengan berbagai produk yang bisa diperoleh di sarana kefarmasian apotek. Dosis lazim vitamin D untuk dikonsumsi harian adalah 300 UI.
- Vitamin B Kompleks : Kelompok vitamin B memiliki peran penting dalam metabolisme energi, pembentukan sel darah merah, dan menjaga kesehatan sistem saraf. Kekurangan vitamin B dapat menyebabkan kelelahan, mudah nyeri, dan gangguan pencernaan. Sumber vitamin B kompleks bisa ditemukan pada daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Berbagai macam vitamin B kompleks juga bisa didapatkan di sarana kefarmasian apotek.
- Vitamin E : Sebagai antioksidan kuat, vitamin E membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Vitamin E juga berperan dalam menjaga kesehatan kulit dan sistem kekebalan tubuh. Sumber vitamin E alami bisa ditemukan pada almond, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak sayur. Suplemen vitamin E juga dapat dengan mudah di peroleh di sarana kefarmasian apotek.
- Zinc : Mineral ini sangat penting untuk fungsi sistem kekebalan tubuh, penyembuhan luka, dan pertumbuhan sel. Kekurangan zinc dapat meningkatkan risiko infeksi dan memperlambat proses penyembuhan. Sumber zinc alami bisa ditemukan pada daging merah, unggas, tiram, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Zinc beserta kombinasi vitamin, saat ini juga telah tersedia dalam berbagai produk dan dapat diperoleh di sarana kefarmasian apotek.
Kapan Harus Mengonsumsi Suplemen Vitamin?
Tidak semua orang membutuhkan suplemen vitamin. Kebutuhan vitamin setiap individu berbeda-beda dan dipengaruhi oleh faktor seperti usia, jenis kelamin, gaya hidup, dan kondisi kesehatan.
Konsultasikan dengan Apoteker
Sebelum memutuskan untuk mengonsumsi suplemen vitamin, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan apoteker. Informasi yang akurat akan diberikan apoteker mengenai jenis vitamin yang dibutuhkan, dosis yang tepat, dan interaksi dengan obat lain yang mungkin terjadi bila ada yang diminum. Ingat, suplemen vitamin bukanlah pengganti makanan sehat. Untuk menjaga kesehatan tubuh secara optimal, perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, dan makanan bergizi lainnya. Selain itu, jangan lupa untuk menjaga kebersihan diri, istirahat yang cukup, dan berolahraga secara teratur.
Oleh: apt Roviq Adi Prabowo, RFP., CT.NNLP. Apoteker sekaligus Presidium Nasional Organisasi Profesi Apoteker Farmasis Indonesia Bersatu (FIB), Trainer One Academy dan Business Coach.