RI News – Pepatah Jawa menjadi salah satu warisan budaya. Pepatah Jawa yang berisi pesan-pesan bijaksana ini mengajarkan kehidupan agar lebih baik.
Karenanya, berbagai pepatah Jawa masih relevan untuk menjadi nasihat kehidupan hingga saat ini.
Bahkan, sebagian orang menjadikan pepatah Jawa sebagai pedoman hidup, introspeksi diri, serta sebagai motivasi kehidupan.
Berikut beberapa pepatah Jawa kuno berisi nasihat kehidupan yang penuh makna seperti dilansir Kompas.com
Pepatah Jawa Kuno
“Becik ketitik, ala ketara.” Artinya: Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya akan diketahui juga.
“Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah.” Artinya: Hidup rukun pasti akan hidup sentosa, sebaliknya jika selalu bertikai pasti akan bercerai.
“Anak polah bapa kepradah.” Artinya: Tingkah laku anak mempunyai imbas bagi orang tua, tingkah laku anak yang buruk orang tua ikut terdampak buruk, begitu pula sebaliknya, jika perilaku anak baik, orang tua pun akan ikut terdampak baik.
“Cuplak andheng-andheng, yen ora pernah panggonane bakal disingkirake.” Artinya: Orang yang menyebabkan keburukan maka semua kebaikannya akan terhapus.
“Mikul dhuwur mendhem jero.” Artinya: Seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua.
“Jaman iku owah gingsir.” Artinya: Ruang, waktu, serta zaman akan selalu dinamis dan berubah.
“Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake.” Artinya: Menyerbu tanpa pasukan, menang tanpa merendahkan lawan, sifat kesatria yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur.
“Iro yudho wicaksono.” Artinya: Satria yang berani berperang membela kebenaran, menegakkan keadilan dengan berlandaskan prinsip kebijaksanaan.
“Lamun sira durung wikan alamira pribadi, mara takona marang wong kang wus wikan.” Artinya: Jikalau engkau belum memahami alam pribadimu, hendaknya engkau bertanya kepada yang telah memahaminya.
“Manungsa iku kanggonan sipating Pangeran.” Artinya: Manusia itu memiliki sifat Tuhan.
“Mohon, mangesthi, mangastuti, marem.” Artinya: Selalu meminta petunjuk Tuhan untuk menyelaraskan antara ucapan dan perbuatan agar dapat berguna bagi sesama.
“Wayah wulangen marang kautaman, predinen susileng tata supata gawe pepadhaning kaluwarga.” Artinya: Didiklah anak cucumu ke arah keutamaan, didiklah tata susila agar dapat menjadi sinar cahaya bagi keluarga.
“Yen urip mung isine isih nuruti nepsu, sing jenenge mulya mesti soyo angel ketemu.” Artinya: Jika hidup masih dipenuhi dengan nafsu untuk bersenang-senang, yang namanya kemuliaan hidup akan semakin sulit ditemukan.
“Aja mbedakake marang sak sapadha-pada.” Artinya: Hargai perbedaan, jangan membeda-bedakan sesama manusia.
“Memayu hayuning pribadi: memayu hayuning kulawarga, memayu hayuning sesama, memayu hayuning bawana.” Artinya: Berbuat baik bagi diri sendiri, keluarga, sesama manusia, makhluk hidup dan seluruh dunia.
“Desa mawa cara, negara mawa tata”. Artinya: Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda.
“Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan”. Artinya: Meskipun tidak ada ikatan darah, namun terasa sudah seperti bagian dari keluarga, yang jika ada duka, ikut merasa sedih dan kehilangan.
“Ngajari bebek nglangi”. Artinya: Pekerjaan yang tidak ada manfaatnya.
“Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang”. Artinya: Perkara yang buruk dianggap baik, sedangkan yang baik dianggap buruk.
“Gupak pulute ora mangan nangkane”. Artinya: Sudah ikut berjuang susah payah, tapi tidak ikut menikmati hasilnya.
“Kena iwake aja nganti buthek banyune.” Artinya: Berusahalah mencapai tujuan tanpa menimbulkan kerusakan.
“Adhang-adhang tetese embun.” Artinya: Berharap sesuatu dengan hasil apa adanya. Seperti berharap pada tetes embun.
“Sluman slumun slamet.” Artinya: Biarpun kurang hati-hati tapi masih diberi keselamatan.
“Ana dina, ana upa.” Artinya: Tiap perjuangan selalu ada hasil yang nyata.
“Gliyak-gliyak tumindak, sareh pakoleh.” Artinya: Upaya yang dilakukan perlahan, tapi akhirnya tujuannya akan tercapai.
Nah, demikian beberapa pepatah jawa kuno yang bisa kamu pelajari.