RI News – Harga minyak dunia melesat sekitar 1% pada Jumat pekan ini di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Meski begitu, secara mingguan harga minyak melemah karena International Energy Agency (IEA) memperkirakan permintaan minyak dunia melemah dan penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) lebih lambat.
Menurut Reuters, Minggu (14/4/2024), harga minyak mentah berjangka Brent naik US$ 71 sen menjadi US$ 90,45 per barel.
Sedangkan, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 64 sen menjadi US$ 85,66 per barel. Selama pekan ini, Brent turun 0,8% dan WTI turun lebih dari 1%.
Selama sepekan, harga minyak mendekati level tertinggi dalam enam bulan. Hal ini karena kekhawatiran produsen OPEC terbesar ketiga, Iran, akan membalas serangan pesawat tempur Israel terhadap kedutaan Iran di Damaskus pada hari Senin.
“Fokus utama pasar adalah apakah Iran akan membalas terhadap Israel,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.
Ia menyatakan bahwa kekhawatiran akan gangguan pasokan di Timur Tengah akan mendorong harga.
Menurut seorang pejabat AS, serangan Iran terhadap Israel akan terjadi. Namun, serangan tersebut tidak akan cukup besar untuk menarik Washington ke dalam perang.
Sumber-sumber Iran mengatakan Iran telah mengisyaratkan tanggapan yang bertujuan menghindari eskalasi besar.
Sebagai tambahan, IEA memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia pada tahun 2024 sebesar 1,2 juta barel per hari (bph).
Sementara, OPEC pada hari Kamis mengatakan permintaan minyak dunia akan meningkat sebesar 2,25 juta bph pada tahun 2024.