RI News – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin meminta maaf kepada Partai Demokrat karena terpilih menjadi calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan.
Cak Imin menjelaskan, partainya sama sekali tidak berniat “menolak” Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari bursa Cawapres.
Tawaran menjadi calon wakil presiden bersama Anies Baswedan tiba-tiba muncul usai pertemuan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
Saat itu, PKB dilanda dilema karena diketahui Cak Imin batal menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto di Koalisi Maju Indonesia.
“Pada akhirnya kita curiga, dan berkesimpulan bahwa akhirnya hubungannya (dengan Gerindra) ini tidak bisa berlanjut, puncaknya adalah saat saya dan teman-teman melakukan rapat koordinasi nasional bersamaan tepat saat PAN merayakan ulang tahun dan mengganti nama KKIR.”
“Tanggal 28 Agustus, itu puncaknya di situ, saat rapat koordinasi nasional PKB yang mengundang seluruh PKB se Indonesia yang sebetulnya membahas Pileg, tapi tiba-tiba ada kabar kepastian koalisi KKIR itu berubah menjadi Koalisi Indonesia Maju dan memang sudah hampir pasti cawapresnya bukan saya” jelas Cak Imin dalam acara Rosi Kompas TV, Kamis (7/9/2023).
Saat Cak Imin akhirnya kembali ke rakornas, ia disuruh segera bergerak mencari solusi.
“Saya pulang ke Rakornas, sudah marah semua dan mengatakan ibarat ini air itu tidak boleh stuck, kalau bahasa Jawa Timur gak boleh menggenang, kalau menggenang akan bau dan seterusnya,“
“Lalu saya ditugaskan kepada ketua umum untuk mencari aliran-aliran yang memungkinkan, pas emosinya PKB itulah saya diajak makan malam Bang Surya, makanya saya minta maaf kepada teman-teman Demokrat, saya tidak tahu tiba-tiba saya dikabarin Bang Surya Paloh ngajak makan malam, beneran itu kebetulan sekali,,” lanjut Cak Imin.
Hingga pertemuan ini, ide duet Anies Baswedan dan Cak Imin lahir karena sama-sama dibutuhkan untuk mengisi posisi yang kosong tersebut.
Dimana NasDem membutuhkan calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
“Dalam dialog (pertemuan itu), Bang Surya bilang kamu punya cawapres, saya punya capres. Pada saat itu ia mengatakan belum ada keputusan cawapres (di Koalisi Perubahan untuk Persatuan) semua sedang proses dan tidak ada keputusan,”
“(Dalam hati saya) jangan-jangan ini Tuhan ngasih jalan ini, ngasih ini kesempatan, begitu saya bilang,” jelas Cak Imin.
Setelah berkonsultasi dengan para ulama, diambil kesimpulan umum untuk lolos ke Pilpres 2024.
“Kita salaman NasDem-PKB, dan saya tidak menyangka tanggal 2 itu tiba-tiba tanda tangan,” jelas Cak Imin.
Pertemuan yang berujung pada pernyataan Anies-Cak Imin menyebabkan Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Cak Imin sangat berharap Partai Demokrat bisa bersatu berkoalisi.
Ia meyakini, semakin banyak pihak yang terlibat maka impian untuk mencapai perubahan menjadi lebih mudah.
Oleh karena itu, mantan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia ini berharap kubu demokrasi bisa bersatu dalam koalisi.
“Semakin banyak semakin bagus banyak partai yang bergabung akan bagus, bahkan kita berharap Demokrat juga bisa bergabung kembali,” kata Cak Imin usai ziarah ke Makam Sunan Gunung Djati, Cirebon, Jumat (8/9/2023).
Namun, Partai Demokrat membantah menolak hal tersebut.
Partai Demokrat memilih keluar
Ketua Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra menegaskan, tidak ada reinkarnasi cinta lama (CLBK) Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Ia mengungkapkan, partainya sudah keluar dari koalisi.
“Sudah jelas mas kita move on. Tidak ada CLBK. Sudah cukup. Jangan sampai dikhianati sekali, masih terus jadi bucin. Cukuplah kita di-ghosting,”
Herzaky dari DPP Partai Demokrat mengatakan: “Kita tidak menolak ya. Yang pasti kalau dari kami tidak akan ada yang namanya CLBK. Intinya itu. Kami tidak ada CLBK dan tidak mau dighosting kembali,”.Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (9 September 20223).