RI News – Pemerintah Rusia berencana membangun pabrik pupuk baru untuk memperkuat posisi Moskow sebagai eksportir pupuk terbesar di dunia.
Ide untuk membangun pabrik ini muncul dari usulan Dmitry Mazepin, produsen pupuk UralChem PJSC. Mazepin meyakini pembangunan pabrik pupuk baru dapat membantu pemerintah memperluas pasar, sehingga Rusia dapat mendominasi penjualan pupuk global.
“Rusia sedang mempertimbangkan untuk mendirikan perusahaan perdagangan terpadu untuk mengekspor pupuk dalam upaya meningkatkan pengaruh harga di pasar global,” ujar sumber kepercayaan bloomberg.
Sebelum kebijakan ini diumumkan, Rusia dinobatkan sebagai eksportir pupuk terbesar kedua di dunia dengan produksi pupuk mineral sebesar 55 juta ton per tahun. Sementara itu, pasokan pupuk di pasar dalam negeri meningkat sekitar 13,2 juta ton.
Berkat peningkatan yang kuat ini, kinerja ekspor pupuk Rusia mengungguli Amerika Serikat, China, dan Kanada. Namun, setelah beberapa negara memberlakukan sanksi impor sebagai respons terhadap agresi Presiden Putin, perlahan ekspor pupuk mengalami penurunan.
Selain itu, ada beberapa bank internasional dan perusahaan asuransi Rusia juga mempersulit akses pengiriman dan pembayaran barang ke luar negeri. Akibat sanksi tersebut, penjualan pupuk Rusia anjlok, turun 15% dibandingkan tahun lalu.
“Sanksi diberlakukan oleh negara-negara yang tidak terlalu membutuhkan pupuk kami, dan pasar berkembang sekarang menderita karenanya,” kata Andrei Guryev, Kepala Asosiasi Produsen Pupuk Rusia.
Pemerintah Rusia telah menggunakan berbagai cara untuk mendorong ekspor pupuk ke negaranya, termasuk memberikan keringanan pajak kepada negara-negara sahabat seperti India, Turki, dan Vietnam.
Terbukti dengan penurunan tarif ini, impor pupuk Rusia ke India bisa meningkat 371% atau sekitar 2,15 juta ton hanya dalam waktu enam bulan pada April hingga September 2022.
Meski demikian, penjualan pupuk Rusia masih tertinggal jauh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Alasan inilah yang mendorong Mazepin membangun pabrik baru agar Rusia bisa menambah pasokan pupuk untuk diekspor ke pasar dunia.
Rusia juga telah menuntut kondisi ekspor yang lebih lancar bagi para produsen pupuknya dalam pembicaraan untuk memulihkan kesepakatan ekspor biji-bijian, yang memungkinkan Ukraina mengirim lewat Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative) dan ditinggalkan oleh Rusia.
Saat ini, perusahaan-perusahaan diketahui memperdagangkan barang-barang mereka lewat Swiss dan negara-negara ketiga lainnya.