RI News – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan saat ini ada 96 negara telah menjadi pasien Lembaga Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF). Hal ini merupakan dampak dari krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Sampai ini sudah 96 negara yang menjadi pasiennya IMF,” kata Jokowi saat acara zikir dan doa kebangsaan menjelang HUT ke-78 RI di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1 Agustus 2023).
Jokowi mengatakan Indonesia adalah pasien IMF selama krisis ekonomi 1997-1998. Ia mengatakan saat itu ada 10 negara yang menjadi pasien IMF.
“Inj sudah 96 negara jadi pasien IMF. Jangan ada yang tepuk tangan,” ujarnya.
Untuk itu, Jokowi bersyukur Indonesia mampu mengendalikan dan mengelola perekonomian pasca Covid-19 sehingga cepat kembali normal.
Pak Jokowi mengatakan, pascapandemi Covid-19, banyak negara yang menghadapi krisis ekonomi dan energi, disertai dengan krisis pangan akibat perang di Ukraina.
“Setelah Covid ada krisis ekonomi ditambah lagi perang di ukraina. Gandum dari Rusia biasanya keluar bisa 130 juta ton tidak keluar sama sekali, dari Ukraina biasanya 70 juta ton tidak keluar sama sekali. Harga gandum naik, banyak kekurangan pangan di banyak negara ,” katanya.
Begitu juga dengan energi. Bahkan, Jokowi mengungkapkan di salah satu negara Eropa, harga gas naik melesat hingga 700 persen.
“Di sini bensin naik 10 sampai 20 persen demonya tiga bulan. Itu 700 persen. Bapak Ibj bisa dibayangkan,” katanya.
Untuk itu, Jokowi mengimbau masyarakat untuk mensyukuri kondisi yang ada di Indonesia. Keberhasilan Indonesia mengelola perekonomian pasca Covid-19 tidak lepas dari kerja keras seluruh komponen bangsa dan pertolongan Allah SWT.
“Berkat kerja keras seluruh komponen bangsa kita, berkat gotong royong seluruh lapisan masyarakat. Kita ingat saat Covid-19, semua bekerja sama bergotong royong yang ada yang mengirimi makanan. Yang sakit diisolasi, tetangganya kirim buah – buahan. Inilah berkat gotong royong seluruh lapisan masyarakat, Covid-19 bisa kita atasi. Tidak terlepas dari ketangguhan, kegigihan, kesabaran, tawakal kita bersama dalam menghadapi berbagai tantangan. Akar dari semua itu adalah kepercayaan kita kepada Allah SWT, berserah diri dan berikhtiar,” ujarnya.