RI News – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru saja mengeluarkan peringatan dini kondisi cuaca ekstrm yang kemungkinan terjadi hingga awal tahun baru 2023. Fenomena cuaca ekstrim ini terjadi akibat angin kencang, hujan deras.
“Kejadian cuaca ekstrim yang dapat terjadi adalah curah hujan dengan intensitas tinggi, bahkan meningkat sangat deras dan berpotensi menjadi ekstrim. Ekstrim artinya curah hujan atau curah hujan melebihi 150 mm dalam waktu 24 jam,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Keterangan resminya, Senin (26 Desember 2022).
Dwikorita menjelaskan dampak cuaca ekstrim yang paling menakutkan adalah banjir, tanah longsor, banjir bandang, dan angin kencang.
“Antaranya yang paling penting kemungkinan angin kencang juga,” ujarnya.
12 Wilayah Berkemungkinan Mengalami Cuaca Ekstrim
Sementara itu, Dwikorita menyebut ada 12 wilayah yang berpeluang mengalami cuaca ekstrim mulai 27 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023.
“Dari 27 Desember hingga 1 Januari, penting untuk diwaspadai hujan dengan intensitas sedang bahkan mungkin ekstrim. Khususnya deras dan sangat deras, khususnya di Banten, Jawa Barat, sepanjang, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Barat. Nusa Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dwikorita menjelaskan per 21 Desember 2022, pihaknya telah mengeluarkan peringatan cuaca buruk menjelang Natal dan Tahun Baru 2023.
“Khususnya, saat ini kami mendeteksi perkembangan arus udara dingin yang mulai masuk ke wilayah Indonesia. Udara dingin dari Dataran Tinggi Tibet yang mampu menimbulkan kondisi cuaca ekstrim mulai muncul di Indonesia bagian barat yaitu angin kencang yang dapat disertai dengan hujan lebat atau hujan ekstrim,” tandasnya.
Selain itu, kata Dwikorita, ada fenomena yang semakin menghebat yakni monsun Asia dimana angin yang datang dari Asia membawa uap air dari Samudera Pasifik.
“Dan bersamaan dengan itu pergerakan awan dari arah Afrika melintasi Samudera Hindia sepanjang garis khatulistiwa dan masuk ke wilayah Indonesia mulai masuk, dari barat, dan akan terus bergerak ke arah timur Indonesia,” ungkapnya.
“Dan tentunya dipengaruhi oleh ketidakstabilan atmosfer di kepulauan Indonesia itu sendiri. Jadi ada empat fenomena yang terjadi secara bersamaan, yang saling tumpang tindih dan dapat menimbulkan kondisi ekstrim,” pungkasnya.