RI News – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat tidak menyebarkan foto dan video berisi potongan tubuh atau ceceran darah dari korban bom yang meledak di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Rabu (7/12).
Ridwan Kamil meminta masyarakat tidak menyebarkan foto atau video berisi darah atau potongan tubuh. Baik korban atau pun pelaku. Sebab, kengerian yang tampak dalam konten visual itu menjadi tujuan pelaku untuk menteror masyarakat.
“Karena kengerian visual itulah yang ingin disampaikan oleh teroris untuk menakuti dan meneror psikologis masyarakat,” kata Ridwan Kamil di Instagram @ridwankamil. Rabu.
Baca: Ledakan di Polsek Astana Anyar Bandung Bom Bunuh Diri
Saat ini, Ridwan Kamil mengaku sedang berada di lokasi kejadian untuk menggali informasi dan melakukan koordinasi.
Dia mengungkapkan, akibat ledakan bom bunuh diri tersebut, terdapat beberapa korban jiwa, termasuk pelaku sendiri.
“Korban jiwa adalah si pelaku bom itu sendiri. Dan 1 korban jiwa di pihak Polisi. 8 polisi dan 1 warga mengalami luka-luka,” katanya.
Dia juga meminta agar masyarakat tetap tenang. Meski situasi saat ini sudah aman terkendali, namun ia meminta agar masyarakat waspada.
“Kepada Pengurus RT RW dimohon selalu waspada dengam memantau pergerakan dan dinamika masyarakat dan tamu-tamu di lingkungannya,” ujarnya.
Sebelumnya, Mabes Polri memastikan bahwa ledakan yang terjadi di Polsek Karang Anyar, Kota Bandung merupakan bom bunuh diri. Kapolrestabes Bandung Kombes Aswin Sipayung menyampaikan, pihaknya menerima laporan bom terjadi pukul 08.20 WIB.
Saat apel pagi, ada seseorang masuk ke Mapolsek dan mengacungkan senjata. Orang tersebut, kata dia, kemudian menerobos apel pagi.
“Anggota menghindar, kemudian ada ledakan. Pelaku membawa bom meninggal dunia di lobi Astana Anyar,” katanya.